KIRAB BUDAYA DALAM RANGKA ULANG TAHUN DESA KULWARU
KE 108 TAHUN
Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Desa Kulwaru, Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo yang ke – 108, dari Pemerintah Desa menggelar acara Kirab Budaya. Hari Jadi Desa Kulwaru jatuh pada hari Minggu Pon tanggal 7 Juli 2019. Namun, pada hari sebelumnya, Sabtu 6 Juli 2019 diadakan senam Massal yang diikuti oleh ibu-ibu dan pemuda se desa Kulwaru. Senam Massal ini juga mengenalkan music daerah local Kabupaten Kulon Progo kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat Desa Kulwaru, karena menggunakan music senam Angguk, hasil kreatifitas seni Tari yang dimodifikasi / diaransemen musiknya menjadi music untuk kegiatan senam. Disamping itu juga menggunakan music aerobic jawa timuran untuk tetap mengusung tema tradisional.
Kirab budaya diikuti oleh 6 pedukuhan se desa Kulwaru yaitu pedukuhan Kulwaru Wetan, Kulwaru Kulon, Kanoman, Kuwirun, Serangrejo, dan Granti. Semangat masyarakat tiap-tiap pedukuhan perlu diapresiasi yang sebesar-besarnya, karena hampir seluruh pedukuhan menyumbangkan tenaga SDM, pikiran, materi nya untuk menampilkan yang terbaik semaksimal mungkin pada kirab budaya ini. Hingga acara hari jadi Desa Kulwaru sangat meriah. Total peserta kirab budaya Desa Kulwaru ini kurang lebih mencapai 1.200 orang yang berjalan (kirab) mengelilingi Desa Kulwaru. Seluruh komponen mengikuti adanya kirab budaya ini, hingga mengundang Drumband dari 2 Sekolah Dasar yang ada di Desa Kulwaru, yaitu Drumband Musera (MIM Serangrejo) dan Drumband SD Granti serta 1 pleton baris berpakain adat lurik dari SD Kulwaru Kulon.
Kirab budaya ini dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Seluruh peserta kirab berkumpul di SD Kulwaru 1 yang berada di Pedukuhan Granti, dan sesuai urutan kirab per pedukuhan bersama-sama mengitari desa menuju titik finish yang berada di Balai Desa Kulwaru dengan jarak tempuh kurang lebih 3 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam. Pelaksanaan upacara dan kirab budaya Hari Ulang Tahun Desa Kulwaru dengan bernuansa Jawa sangat terasa yang terlihat dari pakaian yang dikenakan yaitu Lurik jawa dan nyamping (jarik) serta adat Jawa juga terlihat dari bahasa yang digunakan selama upacara berlangsung.
Sesampainya di garis Finish Desa Kulwaru, di panggung utama sudah disambut oleh kesenian tradisional Rodhat Al Mubarokah lalu semua peserta kirab duduk bersama untuk mengadakan kenduri Massal. Tumpeng dan Ingkung yang telah di panggul selama perjalanan kirab menjadi santapan utama dalam kenduri Massal tersebut. Sebelum acara kenduri dilaksanakan, ada prosesi penerbangan burung Merpati sejumlah 7 ekor sebagai simbolisasi pembebasan segala masalah yang dapat menjerat masyarakat serta burung merpati sebagai symbol cinta, kebahagiaan, kedamaian dan kesejahteraan dimana diharapkan masyarakat desa Kulwaru juga mendapat keberkahan dari simbolis burung Merpatio tersebut. Kemudian di lanjutkan adanya rebutan gunungan yang berisi berbagai hasil bumi seperti padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan yang dipercaya sebagai symbol kemakmuran bagi masyarakat desa.
Acara Kirab Budaya ini turut dihadiri oleh pihak Dinas Kebudayaan, yaitu Bapak Mardiyoto, Bidang SAT Dinas Kebudayaan Kab. Kulon Progo yang bersanding duduk bersama dengan jajaran Pemerintah Desa, BPD, Mantan Kepala Desa, Mantan perangkat desa dan segala unsur masyarakat Desa Kulwaru. Dalam sambutannya Kepala Desa Kulwaru, Bapak Imam Hudaya, S. Pt., menyampaikan “Acara Kirab Budaya ini baru pertama kali di laksanakan selama sejarah Desa Kulwaru, namun berhasil menggerakkan seluruh komponen masyarakat untuk duduk bersama, untuk bergotong royong, untuk nyengkuyung kegiatan memeriahkan hari ulang tahun Desa Kulwaru dengan sangat amat meriah. Benar-benar diluar dugaan dan semuanya sangat antusias”. Selain itu juga perwakilan dari pihak Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo menyampaikan dalam sambutannya bahwa Desa Kulwaru telah sukses mengadakan adat budaya tradisional jawa walaupun statusnya masih sebagai Kantong Budaya, perlu untuk selalu dilestarikan agar supaya gebyar meriahnya tidak hanya sekali terlaksana, dan sebagai sarana untuk menggali Potensi Kebudayaan tradisional yang ada di Desa Kulwaru sebagai tindak lanjut membangun pemberdayaan msyarakat yang telah ada.
(Oleh Astri Zayanna F.)